KARYA TULIS ILMIAH
Judul:
Krisis Moral dalam Dunia Pendidikan
Oleh
Riza Dwi Utami
11 102 014
Dosen pembimbing:
Demina.M.Pd
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB JURUSAN TARBIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya
ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat_Nya lah saya dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Krisis Moral dalam Dunia Pendidikan”. Karya tulis ilmiah ini di ajukan guna memenuhi tugas semester
mata kuliah Dasar-Dasar
Kependidikan.
penulis
berterimakasih kepada semua pihak yang telah member dukungan sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini.
Semoga Karya
Tulis Ilmiah ini memberikan informasai bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan
meningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................
A.
Latar belakang...............................................................
B.
Rumusan masalah..........................................................
C.
Tujuan..........................................................................
D.
Manfaat.........................................................................
E.
Metode..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................
A. pengertian krisis moral....................................................
2.2 dampak krisis moral........................................................
2.3 faktor penyebab terjadinya krisis moral.............................
2.4 solusi terhadap krisis moral..............................................
BAB III PENUTUP.............................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................
3.2 saran..............................................................................
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Jika melihat dari realita yang ada, banyak terdapat masalah-masalah yang
timbul dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah tentang krisis moral yang
terjadi dalam dunia pendidikan. Artinya krisis moral yang terjadi pada peserta
didik. Moral merupakan salah satu hal yang penting dan yang harus ada dalam diri
masing-masing peserta didik. Tanpa adanya moral maka peserta didik tersebut
akan menghadapi suatu problem atau masalah-masalah
yang timbul akibat tidak adanya moral tersebut.
Terjadinya suatu tindakan yang mengakibatkan kerugian pada orang lain
ataupun diri peserta didik sendiri merupakan suatu hal yang sangat tidak
diinginkan. Pada kenyataan yang ada, banyaknya tawuran antar siswa atau mahasiswa,
bahkan antar sekolah semua itu merupakan kurangnya moral dalam pendidikan.
Isu-isu krisis moral dikalangan remaja dalam pendidikan seperti penggunaan
narkotika, dan obat-obat terlarang (Narkoba), tawuran pelajar, pornografi,
pemerkosaan, merusak milik orang lain, perampasan, penipuan, aborsi, dan lain
sebagainya itu sudah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum belum
dapat diselesaikan secara tuntas.
Dari permasalahan diatas dapat menimbulkan berbagai persoalan yang serius
dan tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu persoalan sederhana, karena
tindakan-tindakan tersebut sudah masuk atau menjurus kepada tindakan kriminal.
Banyak orang yang berpandangan bahwa kondisi demikian diduga bermula dari apa
yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Padahal pendidikanlah yang sesungguhnya
palng besar memberikan kontribusi terhadap situasi ini. Mereka yang telah
melewati sistem pendidikan ini, mulai dari pendidikan dalam keluarga,
lingkungan sekitar, dan pendidikan sekolah, kurang memiliki kemampuan mengelola
konflik dan kekacauan, sehingga anak-anak dan remaja selalu menjadi korban
dalam konflik dan kekacauan tersebut.
Dalam pendidikan sekolah, penyimpangan-penyimpangan moral terhadap remaja
tersebut bukan hanya menjadi tanggng jawab pendidikan agama, tetapi juga
merupakan tanggung jawab seluruh pendidik atau pengajar di sekolah. Jika
pendidikan moral itu hanya dibebankan kepada guru agama, maka moralitas yang
akan tumbuh hanya sebatas hafalan terhadap doktrin-doktrin agama saja.
Paul suparno,dkk. (2002) mengemukakan ada empat model penyampaian
pembelajaran moral, yaitu:
1. Model sebagai mata pelajaran tersendiri
2. Model terintegrasi dalam semua bidang studi
3. Model diluar pengajaran
4. Model gabungan
Model sebagai mata pelajaran tersendiri, harus diperlukan garis besar
program pengajaran , rencana pelajaran, metodologi, dan evaluasi. Model ini
memiliki kelebihan yaitu lebih fokus dan memiliki rencana yang matang untuk
mentstruktur pembelajaran dan mengukur hasil belajar siswa.
Model terintegrasi dalam semua bidang studi, maka semua guru adalah
pengajar moral tanpa terkecuali. Disini semua guru ikut bertanggung jawab dan
pembelajaran tidak selalu bersifat informatif-kognitif melaikan bersifat
terapan pada tiap bidang studi.
Model diluar pengajaran lebih mengutamakan pengolahan dan penanaman moral
melalaui suatu kegiatan untuk membahas dan mengupas nilai-nilai hidup.
Sedangkan pembelajaran moral yang dilakukan dengan menggunakan model
gabungan antara model terintegrasi dan model duliar pengajaran, memerlukan
kerja sama antara guru sebagai pengajar dan pihak-pihak luar yang terkait.
Untuk memiliki moralitas yang baik dan benar, seseorang tidak cukup sekedar
melakukan tindakan yang dapat dinilai baik dan benar. Seseorang dapat dikatakan
baik dan bermoral apabila tindakannya disertai dengan keyakinan dan pemahaman
akan kebaikan tang tertanam dalam tindakan tersebut.
Menurut lickona dalam bukunya educting for character(dalam paul
suparno,dkk.2002) menekankan pentingnya memperhatikan tiga unsurdalam menanamkan
nilai moral, yaitu:
1. Pengertian atau pemahaman moral
2. Perasaan moral
3. Tindakan moral.
Ketiga unnnsur ini harus diperhatikan oleh pendidik, agar
moral yang ditanamkan tidak sekedar sebaai pengetahuan saja, tetapi benar=benar
menjadi tindakan-tindakan yang bermoral.[1]
Moralitas
remaja ini penting diperhatikan, sebab akan menentukan nasip dan masa depan
mereka dan kelangsungan hidup bangsa Indonesia pada umumnya.
Dari permasalahan diatas, penulis tertarik
mengangkat permasalahan tersebut dengan judul “Krisis Moral dalam Dunia
Pendidikan”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan moral?
2. Apa yang dimaksud dengan krisis moral?
3. Apa dampak dari krisis moral itu sendiri?
4. Apa faktor penyebab terjadinya krisis moral
dalam dunia pendidikan?
5. apa solusi yang tepat untuk memperbaiki moral
peserta didik yang rusak?
C. TUJUAN
Tujuannya bagi peserta didik adalah agar mempunyai mora
yang baik, sesuai dengan yang diharapkan.
D. MANFAAT
1. Bagi pendidik
Bisa melakukan transfer ilmu dan pengetahuan dengan baik,
tanpa harus ada penghalang yang disebabkan krisisnya moral peserta didik.
2. Bagi peserta didik
Mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang berfanfaat dan
berguna bagi dirinya, keluarga, Bangsa dan Negara. Serta jauh dari kerusakan
moral, menjadi peserta didik yang baik, aktif, kreatif, dan inovatif.
E. METODE PENULISAN
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis
hanya menggunakan studi pustaka sebagai sumber dari karya ilmiah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KRISIS MORAL
1.
Krisis
Dalam kamus
umum bahasa Indonesia karangan Poerwadaminta, Krisis diartikan sebagai kemelut
atau keadaan yang genting.
Dengan adanya suatu krisias maka perlu adanya solusi sebagai jalan
keluar agar krisis tersebut dapat diatasi.
2.
Moral
Dari segi etimologis perkataan moral berasal
dari bahasa latin yaitu “mores” yang berasal dari suku kata “mos”. Mores
berarti adat-istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak, yang kemudian artinya
berkembang menjadi sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku yang baik, susila.
Moralota berarti yang mengenai kesusilaan (kesopanan, sopan-santun, keadaban)
orang yang susila adalah orang yang baik budi bahasanya.[2]
Di tengah ramainya membicarakan reformasi dan
globalisasi, kita juga ikut prihatin dengan maraknya perkelahian pelajar, masalah
narkoba, dan terutama kecenderungan anak-anak didik kita kurang menghormati
bapak/ibu guru, maupun kadang-kadang kepada kedua orang tuanya, maka pendidikan
budi pekerti di sekolah-sekolah masih kita anggap penting, Oleh karena itu
perlu disampaikan melalui integrasi pada semua bidang studi.
Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah
dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya
Suatu keadaan ketika seseorang sudah tunduk
pada nafsunya sehingga hilangnya rasa malu, kemudian melakukan tindakan menurut
keinginan mereka sendiri walaupun itu
bertentangan dengan aturan agama atau moral dan seringkali mereka tidak
mengetahui apa yang mereka kerjakan, keadaan seperti ini sering terjadi
dikalangan pelajar atau didalam dunia pendidikan. Krisis moral ini berawal ketika
seseorang atau pelajar mengikuti kebiasaan yang
terjadi pada lingkungannya tanpa mengetahui akibat dari mengikuti tren tersebut,
dan seringkali mereka tidak berpegang pada aturan agama.
Kenakalan remaja berupa krisis moral merupakan salah satu
masalah yang telah meluas dalam dunia pendidikan dan secepatnya harus segera diselesaikan., karena dapat mengancam masa
depan kehidupan mereka sendiri dan masa depan bangsa. Namun sebagian besar
masyarakat tidak menyadari akan hal tersebut.
B. DAMPAK KRISIS MORAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Krisis moral dalam pendidikan dapat menimbulkan dampak yang positif dan
negatif. Akan tetapi jika dilihat dari realita yang ada, kebanyakan dampak yang
penulis temukan adalah mengarah ke dampak negatif, Yaitu:
1.
dampak internal krisis
moral pelajar
a. kemiskinan mental pelajar
apabila pelajar telah rusak moralnya maka dampaknya kepada kemiskinan
mental. seperti yang kita ketahui dalam buku Psykologi Perkembangan: “sebuah
pendekatan baru” karangan Prof. DR. Muhibin Syah di jelaskan : “ Seseorang
melakukan sesuatu bukan berasal dari mental tetapi dari moral, sehingga apabila
moral itu rusak maka mental pun akan rusak”.
Penulis melihat pada keadaan sekarang dan bahkan sering penulis dengar pelajar yang
terjerumus pada obat-obata terlarang (narkoba dan miras) mula-mulanya memakai
secara amatiran, dan lama kelamaan menjadi
pemakai yang profesional. Hal ini di awali secara coba-coba, dalam arti adanya
dorongan dari hati untuk mencoba, karena moral kita yang jelek, sehinga timbul
nafsu yang tidak dibarengi oleh metal yang sehat (berfikir pragmatis) sehinga
terjadilah hal-hal yang tidak diharapkan.
b. Masa depan menjadi suram
Dari contoh diatas, bisa digambarkan bahwa seorang pelajar jika telah
terjerumus kepada hal yang negatif maka dia akan menyesali perbuatannya
dikemudian hari. Dalam hal ini, mereka tentu tidak dapat meneruskan sekolahnya
jika sudah terjerumus pada hal-hal yang merusak. Dengan demikian, mereka juga
tidak bisa mencari pekerjaan dikarenakan tidak mempunyai keahlian dan
pengalaman.
2. Dampak eksternal
a. Lingkungan sekolah
Sebagian pelajar yang tidak mempunyai norma,
mereka akan merasa bahwa sesuatu yang mereka lakukan tidak akan menimbulkan
masalah. Contonya saja dalam mengikuti
trend mengecat rambut, memakai Narkoba, judi, tawuran dan segala macam lainnya
agar terlihat lebih gaul. Sekarang sudah banyak
orang yang tidak peduli lagi bahkan ada yang beranggapan bahwa anak remaja atau
pelajar, yang tidak suka mengecat rambut atau selainnya adalah orang “kuper”
atau kurang pergaulan. Anggapan keliru
tersebut dapat saja menjerat seorang pelajar untuk terjerumus ke lembah kehancura
atau kemaksiatan sehingga dampak bagi
pelajar yang melakukan hal-hal negatif tersebut dapat mencoreng nama baik
lembaga pendidikan.
b. Lingkungan keluarga
Dampak yang
terjadi pada pelajar yang krisis moralnya terutama dilingkungan keluarga antara
lain :
·
Tidak akan
terciptanya keluarga yang harmonis, sakinah, mawadah dan warohmah
·
mencoreng nama
baik keluarga
·
membangkang
terhadap orang tua dan masih banyak dampak lain yang bisa timbul dari
krisis tersebut.
c.
Lingkungan Masyarakat
Dalam
lingkungan masyarakat dampak yang akan timbul adalah :
·
Tidak ada
generasi penerus yang bermoral bagi masyarakat itu sendiri
·
Nama baik masyarakat
sekitarnya tercemar
·
Meresahkan
warga sekitarnya
·
Hilangnya
kepercayaan masyarakat akan dirinya
·
Diremehkan, bahkan dikucilkan dari kehidupan masyarakat
·
Dimusuhi bahkan
ditakuti keberadaannya di masyarakat
·
Dianggap
sebagai benalu yang harus segera di basmi. Dan masih banyak hal lain yang bisa
timbul dari krisis moral itu sendiri
C. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KRISIS MORAL DALAM
DUNIA PENDIDIKAN
Krisis moral
tersebut secara garis besar terjadi karena 2 faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor internal
Faktor internal disini merupakan kepribadi dari pelajar itu sendiri yang
meliputi pemikiran dan nafsu, pemikiran disini adalah usaha-usaha pembenaran
terhadap apa yang ingin mereka kerjakan,
sedangkan nafsu adalah keinginan untuk mendapatkan segala sesuatu. Kita tahu
bahwa setiap orang mempunyai beberapa keinginan, yakni:
a. Nilai
pribadi
b. Keuangan
c. Hubungan sosial
d. Hubungan masyarakat
e. Hubungan keluarga
f. Materi
2.
Faktor eksternal
faktor eksternal merupakan faktor yang berada diluar
kepribadian seseorang. Dari faktor ini ada beberapa penyebab krisis
moral,yaitu:
a.
Penyimpangan terhadap
agama
b.
Penyimpangan di lingkungan
sekolah
c.
Penyimpangan di lingkungan
pergaulan
d.
Penyimpangan terhadap
budaya
e.
Hubungan sosial masyaraka
(a) Penyimpangan agama
Seperti yang kita ketahui bahwa seseorang anak itu
dilahirkan dalam kondisi fitrah dan orang tuanya lah yang akan menjadikan dia
sebagai orang yang baik atau tidak baik. Urgensi pendidikan agama adalah untuk
menjaga para anak didik dari krisis moral yang terjadi dewasa ini, namun pada
kenyataannya pola pendidikan anak sekarang itu jauh dari tuntunan agama, masyarakat lebih
sering mendidik anak menggunakan pola-pola barat atau mengikuti bagaimana cara
mendidik anak yang dilakukan oleh idola mereka. Padahal Al-Quran telah
menjelaskan secara rinci bagaimana cara mendidik anak yang baik seperti yang
tertuang dalam Q.S.Al-Luqman:12-19
ôs)s9ur $oY÷s?#uä z`»yJø)ä9 spyJõ3Ïtø:$# Èbr& öä3ô©$# ¬! 4 `tBur öà6ô±t $yJ¯RÎ*sù ãä3ô±o ¾ÏmÅ¡øÿuZÏ9 ( `tBur txÿx. ¨bÎ*sù ©!$# ;ÓÍ_xî ÓÏJym ÇÊËÈ øÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏèt ¢Óo_ç6»t w õ8Îô³è@ «!$$Î/ ( cÎ) x8÷Åe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOÏàtã ÇÊÌÈ $uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ bÎ)ur #yyg»y_ #n?tã br& Íô±è@ Î1 $tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ xsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur @Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ ¢Óo_ç6»t !$pk¨XÎ) bÎ) à7s? tA$s)÷WÏB 7p¬6ym ô`ÏiB 5Ayöyz `ä3tFsù Îû >ot÷|¹ ÷rr& Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÷rr& Îû ÇÚöF{$# ÏNù't $pkÍ5 ª!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ì#ÏÜs9 ×Î7yz ÇÊÏÈ ¢Óo_ç6»t ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$# öãBù&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ tm÷R$#ur Ç`tã Ìs3ZßJø9$# ÷É9ô¹$#ur 4n?tã !$tB y7t/$|¹r& ( ¨bÎ) y7Ï9ºs ô`ÏB ÇP÷tã ÍqãBW{$# ÇÊÐÈ wur öÏiè|Áè? £s{ Ĩ$¨Z=Ï9 wur Ä·ôJs? Îû ÇÚöF{$# $·mttB ( ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä ¨@ä. 5A$tFøèC 9qãsù ÇÊÑÈ ôÅÁø%$#ur Îû Íô±tB ôÙàÒøî$#ur `ÏB y7Ï?öq|¹ 4 ¨bÎ) ts3Rr& ÏNºuqô¹F{$# ßNöq|Ás9 ÎÏJptø:$# ÇÊÒÈ
12.
dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu:
"Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah),
Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang
tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar".
14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah
yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika
ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit
atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya
yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari
manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.
19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.(Q.S.Luqman:12-19).
Pada hakikatnya, manusia menurut ajaran Islam terdiri
dari dua unsur, yaitu unsur ardi dan unsur samawi. Unsur ardi adalah jasmaniah
dan unsur samawi adalah rohaniah.[3]
Agama merupakan faktor penting dalam mempengaruhi
kepribadian seorang remaja atau pelajar untuk mengontrol jiwanya menuju arah yang
lebih baik dan jika seseorang mempunyai basik agama yang kurang maka akan
kurang juga moral yang dimilikinya.
Pendidikan agama juga sangat diperlukan disini. Karena
agama merupakan sumber kesusilaan.[4]
(b) Pengaruh lingkungan sekolah
Salah satu dari penyebab krisis moral remaja adalah lingkungan sekolah, hal itu terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Kurangnya perhatian dari pihak guru
- Terlalu bebas bergaul
- Lemahnya peraturan sekolah, dan lain-lain
Salah satu dari penyebab krisis moral remaja adalah lingkungan sekolah, hal itu terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Kurangnya perhatian dari pihak guru
- Terlalu bebas bergaul
- Lemahnya peraturan sekolah, dan lain-lain
(c) Lingkungan bergaul.
Pergaulan merupakan salah satu faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya krisis moral pada remaja atau pelajar. Lingkungan
pergaulan juga mempunyai andil yang sangat berarti bagi perkembangan psikis
anak. Jika lingkungan baik anak cenderung menjadi baik. Jika lingkungan jelek
anakpun ada kecenderungan ikut jelek.[5]
Jika para anak didik terus mengalami krisis moral, maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap dirinya sendiri, seperti: masa depan yang tidak jelas, dijauhi teman-teman, kemiskinan mental, ketidakharmonisan dalam keluarga, dan lain-lain.
(d) Penyimpangan terhadap budaya
Dalam etika berpakaian dan bergaul sehari hari sudah
banyak sekali penyimpangan yang terjadi terhadap budaya kita, orang Indonesia
seringkali kita lihat malu mengakui budayanya sendiri dan malah bangga dengan
budaya orang lain, padahal budaya yang mereka ikuti bertentangan dengan budaya
kita lebih lebih dengan ajaran agama.
(e) Hubungan sosial masyarakat
Dalam pergaulan kita seringkali mengikuti tren yang
dianut oleh mayoritas masyarakat tanpa melihat apakah yang banyak itu baik,
karena seringkali yang terjadi ialah mayoritas tersebut tidak selalu benar
karena didasari oleh tren ikut ikutan.
D. SOLUSI TERHADAP KRISIS MORAL
Dari permasalahan yang telah penulis jabarkan secara
panjang lebar, maka akan lebih baiknya jika kita kembali kepada ajaran islam.
Mendidik anak-anak kita dengan ajaran islam serta membiasakan berprilaku jujur,
bergaul dengan orang-orang yang shaleh-shalehah, mendekatkan diri kepada
Allah SWT serta memberikan pendidikan moral terhadap anak didik, dan
berprilaku positif lainnya. Agar moral anak-anak didik tersebut bisa menjadi
baik dan tidak terjerumus ke lembah kehancuran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terjadinya
krisis moral dalam dunia pendidikan disebabkan oleh prilaku-prilaku yang
menyimpang dari anak didik tersebut.
krisis diartikan sebagai
kemelut atau keadaan yang penting sedangkan moral adalah yang mengenai kesusilaan (kesopanan,
sopan-santun, keadaban) orang yang susila adalah orang yang baik budi bahasanya ajaran tentang tindakan seseorang, dalam hal sipat perangai, kehendak,
pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar atau salah baik
atau buruk. Krisis moral dalam dunia pendidikan bisa dilatar belakangi
oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor internal dan faktor eksternal. Yang merupakan faktor internal yaitu: Nilai pribadi, keuangan, hubungan sosial,
hubungan masyarakat, hubungan keluarga, dan materi. Dan yang merupakan faktor
eksternal yaitu: penyimpangan terhadap agama, penyimpangan dilingkungan
sekolah, penyimpangan dilingkungan pergaulan, penyimpangan terhadap budaya, dan
hubungan sosial masyarakat.
Dampak yang bisa ditimbulkan dari krisis moral dalam pendidikan tersebut
terdiri dari dua unsur, yaitu unsur internal yang merupakan kemiskinan mental
pelajar itu sendiri dan masa depan menjadi suram. Kemudian unsur eksternalnya
yaitu pada lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
Sedangkan penanggulanggannya yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT
dan selalu berprilaku positif.
B.
SARAN
Bagi keluarga dimanapun keberadaannya, bimbinglah anak didik kearah yang posiitf, belaki mereka dengan basik agama sebagai benteng dalam bergaul dan membangun masa depan mereka. Bagi pihak sekolah, bimbinglah anak didik kearah
kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual yang menciptakan anak didik atau pelajar yang bermoral dan berwawasan tinggi sesuai dengan harapan bangsa, bagi masyarakat tempat dimana ia berinteraksi dan mengekspresikan
kebiasaannya,
bimbinglah mereka kearah yang lebih baik, fasilitasilah kemapuan dan kreativitasnya agar tagar tidak salah arah. Bagi siapa yang peduli
dengan masa depan bangsa bimbinglah para peserta
didik atau pelajar kearah yang positif.
Sekian yang bisa penulis jabarkan, apabila terdapat kesalahan dalam
kata-kata ataupun penulisan, penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga karya
tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk siapa saja yang membacanya dan dapat
diamalkaan dalam kehidupan nyata. Tiada gading yang tak retak, demikian juga
dengan karya tulis ilmiah ini. Ktitik dan saran tetap saya nantikan demi
kesempurnaan pembuatan karya tulis ilmiah ataupun makalah yang akan datang.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Budiningsih Asri. 2004. Pembelajaran Moral,Jakarta:Rineka Cipta
Darmadi Hamid. 2007. Dasar Konsep Pendidikan Moral,Bandung:Alfabeta
Ihsan Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan,Rineka Cipta:Jakarta
Mustaqim,Abdul Wahib. 2010. Psikologi Pendidikan,Jakarta:Rineka Cipta
Purwanto Ngalim,Ilmu Pendidikan. 1992. PT.Remaja
Rosdakarya:Bandung
Bet365.com Bonus Code - FEBCASINO
BalasHapusBet365.com Bonus Code — Bet365 Bonus Code · Place a £10 bet 바카라사이트 · Select งานออนไลน์ the bet you kadangpintar like · Make a qualifying deposit of at least £10 (the minimum bet size Rating: 5 · Review by welife